#: locale=en
## Action
### URL
WebFrame_EDB4B7B0_E28D_D264_41D4_C8A3F6037EC5.url = https://www.google.com/maps/embed?pb=!1m18!1m12!1m3!1d3962.5992440734017!2d106.96229931537353!3d-6.69645526733225!2m3!1f0!2f0!3f0!3m2!1i1024!2i768!4f13.1!3m3!1m2!1s0x2e69b797f54da07d%3A0x1a89708daff2c264!2sThe%20Bali%20House%20Puncak!5e0!3m2!1sen!2sid!4v1637734284966!5m2!1sen!2sid
WebFrame_EDB4B7B0_E28D_D264_41D4_C8A3F6037EC5_mobile.url = https://www.google.com/maps/embed?pb=!1m18!1m12!1m3!1d3962.5992440734017!2d106.96229931537353!3d-6.69645526733225!2m3!1f0!2f0!3f0!3m2!1i1024!2i768!4f13.1!3m3!1m2!1s0x2e69b797f54da07d%3A0x1a89708daff2c264!2sThe%20Bali%20House%20Puncak!5e0!3m2!1sen!2sid!4v1637734284966!5m2!1sen!2sid
## Media
### 360 Video
### Audio
audiores_38D4882C_2966_237A_41AC_1DC4A14DBF70.mp3Url = media/audio_39AAC7D5_2966_2D2A_41AA_A925C4BFCB34_en.mp3
### Title
panorama_40A92672_4AAF_ECFD_41B9_57134F9E9DE0.label = 2nd Floor
panorama_40A77FAC_4AAD_3C65_41C6_082D36AF67BC.label = Bathroom , Swimming Pool
panorama_40A90CB3_4AAF_5C63_41D1_9ECB37AFD002.label = Bathroom 1st Floor
panorama_40A90FB4_4AAF_3C65_41D1_D80C939F0734.label = Bathroom 2nd Floor
panorama_40A6DF47_4AAF_3C23_41A1_1CC31CDADC46.label = Bathroom, Main Bedroom
panorama_40A9EB32_4AAF_E47D_41C7_FFB7217A4796.label = Bedroom 1
panorama_40A909B2_4AAC_E47D_41D2_67C0C07BC175.label = Bedroom 2
panorama_40A92164_4AAF_24E5_41CE_B1A70FC1C97F.label = Family Room 2nd Floor
panorama_40AAC703_4AAC_EC23_41CA_D566127D0DDD.label = Family Room View 1
panorama_40AABC7F_4AAC_DCE3_41BD_021815A67FC1.label = Family Room View 2
panorama_40AA9168_4AAD_24ED_41A5_B372D6B778CA.label = Garage View
panorama_40A93249_4AAF_242F_41CE_43F43016350C.label = Kitchen Area
panorama_40A97520_4AAF_6C1D_41B6_9B4852294E19.label = Main Bedroom 2nd Floor View 1
panorama_40A929FA_4AAF_67ED_41D2_235E0D401551.label = Main Bedroom 2nd Floor View 2
panorama_40A947B5_4AAF_6C67_41CA_8B207D8E8673.label = Stair View 1
panorama_40AB6AB4_4AAD_6465_419E_6D8D33532D8D.label = Street View
media_5BA7659B_4AFF_2C23_417D_A98E9A713B78.label = Swimming Pool Video 360
panorama_40A71476_4AAD_6CE5_41AC_CD82528F3C12.label = Swimming Pool View 1
panorama_40A8DA02_4AAD_641D_41CD_D76AA5F2FE82.label = Swimming Pool View 2
panorama_40A8DE8D_4AAD_3C27_41CD_7A378CAE5027.label = Terrace 2nd Floor
panorama_40A923E8_4AAC_EBED_41B6_CBF444E016C5.label = Terrace 2nd Floor
panorama_4091509A_4AAD_242D_4191_066EB5386EFE.label = The Bali House Puncak Aerial View
### Video
videores_3A691711_295E_2D23_41BF_434825D7723D.url = media/media_5BA7659B_4AFF_2C23_417D_A98E9A713B78_en.m3u8
videores_381A0EE5_29A6_1F1C_41AD_149E65D6FD6D.url = media/media_5BA7659B_4AFF_2C23_417D_A98E9A713B78_en.mp4
videores_3A691711_295E_2D23_41BF_434825D7723D.posterURL = media/media_5BA7659B_4AFF_2C23_417D_A98E9A713B78_poster_en.jpg
videores_381A0EE5_29A6_1F1C_41AD_149E65D6FD6D.posterURL = media/media_5BA7659B_4AFF_2C23_417D_A98E9A713B78_poster_en.jpg
## Right Click Menu
### Text
TDVAuthor.label = Visual Anak Negeri
## Skin
### Dropdown
DropDown_ECA0F792_E297_5227_41D5_1ADD6805374E.prompt = STORYLINE
DropDown_ECA0F792_E297_5227_41D5_1ADD6805374E_mobile.prompt = STORYLINE
### Image
Image_12FCB020_07B6_EB68_4160_9DAFE1CCFB48.url = skin/Image_12FCB020_07B6_EB68_4160_9DAFE1CCFB48_en.png
Image_12FCB020_07B6_EB68_4160_9DAFE1CCFB48_mobile.url = skin/Image_12FCB020_07B6_EB68_4160_9DAFE1CCFB48_mobile_en.png
Image_1341DE45_0752_7728_4177_80164854CD65.url = skin/Image_1341DE45_0752_7728_4177_80164854CD65_en.png
Image_1341DE45_0752_7728_4177_80164854CD65_mobile.url = skin/Image_1341DE45_0752_7728_4177_80164854CD65_mobile_en.png
Image_13C20753_0753_D528_4195_06804417301A.url = skin/Image_13C20753_0753_D528_4195_06804417301A_en.png
Image_13C20753_0753_D528_4195_06804417301A_mobile.url = skin/Image_13C20753_0753_D528_4195_06804417301A_mobile_en.png
Image_52938949_4EB3_242F_41D2_A18555584A2B.url = skin/Image_52938949_4EB3_242F_41D2_A18555584A2B_en.png
Image_52938949_4EB3_242F_41D2_A18555584A2B_mobile.url = skin/Image_52938949_4EB3_242F_41D2_A18555584A2B_mobile_en.png
### Label
Label_679613A3_33E4_D4FF_41A1_D89B55FACA7E.text = START TOUR
Label_679613A3_33E4_D4FF_41A1_D89B55FACA7E_mobile.text = START TOUR
### Multiline Text
HTMLText_5BCB1614_444A_A2F9_41C3_0784297C7919.html =
The Bali House Puncak
Jl. Pangrango RT 02/RW 05
Raya Puncak KM. 86, Tugu Selatan, Cisarua, Bogor
Jawa Barat 16750
HTMLText_5BAF0818_444D_AEF4_4111_4C09055F3C80.html = Address
The Bali House Puncak
Jl. Pangrango RT 02/RW 05
Raya Puncak KM. 86, Tugu Selatan, Cisarua, Bogor
Jawa Barat 16750
Contacts
Mobile : 0838 7988 3885
houseofpuncak@gmail.com
Marketing Office
Three D Office | Suite A
World Capital Tower, Lt. 5
Jl. Dr. Ide Agung Gde Agung, Lot B
Kawasan Mega Kuningan
Jakarta 12950
HTMLText_ED9A6CAC_E28B_B663_41E7_0BD570465A86.html = Villa Ubud:
Luas tanah : 300m2
Luas bangunan skitar 350m2
2 lantai
Lantai bawah:
Living Room
Dining Room
Kamar mandi bilas
Kamar mandi tamu
Private Pool
Garasi untuk 2 mobil
Taman
Lantai 2:
Lounge
Kamar anak 1
Kamar anak 2
Bathrom (share kamar 1&2)
Master bedroom plus jacuzzi inside
Balkon dengan view 360°
Luas tanah : 300m2
Luas bangunan skitar 350m2
2 lantai
Lantai bawah:
Living Room
Dining Room
Kamar mandi bilas
Kamar mandi tamu
Private Pool
Garasi untuk 2 mobil
Taman
Lantai 2:
Lounge
Kamar anak 1
Kamar anak 2
Bathrom (share kamar 1&2)
Master bedroom plus jacuzzi inside
Balkon dengan view 360°
Dhamarsraya adalah nama salah satu kabupaten di Provinsi Sumatra Barat yang kaya dengan tinggalan arkeologi. Dharmasraya memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang, nama Dharmasraya pertama kali disebutkan dalam sebuah prasasti kuno yaitu Prasasti Amoghapasa yang berasal dari abad ke-13. Dharmasraya adalah gabungan dari dua suku kata yaitu ‘Dharma’ yang berarti hukum; kebiasaan; tata cara; tingkah laku yang ditentukan oleh adat istiadat sedangkan ‘Asraya’ berarti tempat segala sesuatu bergantu atau terletak; tempat perlindungan; dan pertolongan. Kedua suku kata tersebut menegaskan bahwa arti nama Dharmasraya adalah suatu daerah yang bergantung pada sistem tata hukum atau aturan-aturan.
Dharmasraya merupakan sebuah daerah yang dahulunya pernah menjadi pusat atau ibukota Kerajaan Melayu Kuno, tepatnya pada tahun 1286 M – 1347 M. Kerajaan Melayu Kuno merupakan salah satu kerajaan yang cukup masyhur di tanah Sumatra. Nama kerajaan Melayu Kuno pertama kali disebut dalam berita Cina yaitu kitab Sejarah Dinasti T’ang yang mengisahkan adanya utusan dari negeri Mo-lo-yeu pada 664-645 M serta I-Tsing dalam perjalanannya di Nusantara pada 672 M menyebutkan bahwa Ia tinggal selama enam bulan di Shih-li-fo-shih (Sriwijaya) dan dua bulan singgah di Mo-lo-yeu sebelum akhirnya melanjutkan perjalanannya ke India.
Nama Kerajaan Melayu Kuno kembali muncul dalam Prasasti Kota Kapur yang ditulis pada 686 M dan Prasasti Karang Berahi berasal dari abad ke-7 menyiratkan informasi bahwa Kerajaan Melayu Kuno pada abad tersebut menjadi wilayah dibawah kekuaasaan Kerajaan Sriwijaya. Bukti sejarah tersebut sejalan dengan catatan perjalanan I-Tsing pada 692 yang berupaya kembali ke Cina dari India melalui Nusantara. Dalam catatan perjalanannya, Ia menjelaskan bahwa Mo-lo-yeu telah menjadi bagian dari shih-li-fo-shih atau Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Melayu Kuno dan Sriwijaya merupakan dua kerajaan di Sumatra yang memiliki fase perkembangan yang berbeda. Secara kronologis, fase perkembangan Kerajaan Melayu Kuno dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu fase awal pada pertengahan abad ke-7 M, fase pendudukan oleh kerajaan Sriwijaya dari 680 M hingga pertengahan abad ke-11, dan fase akhir pada pertengahan abad ke-11 hingga menjelang akhir abad ke-14.
Kerajaan Melayu Kuno memiliki hubungan yang cukup erat dengan kerajaan di Jawa. Dua naskah terkenal dari Jawa yaitu naskah Negarakrtagama dan Pararaton mengisahkan pada 1275 M, Raja Kertanegara dari Singhasari mengirim utusan ke Sumatra yang kemudian dikenal dengan nama ekspedisi pamalayu. Ekspedisi tersebut bertujuan untuk menjalin kerjasama antara Singhasari dengan Melayu Kuno dalam rangka menghadapi invasi serangan tentara Mongol yang dipimpin oleh Khubilai Khan. Dalam ekspedisi tersebut, Kertanegara memberikan hadiah kepada penguasa Melayu Kuno kala itu yaitu Sri Wiswarupakumara berupa sebuah Arca Amoghapasa beserta 14 pengiringnya dan saptarana ditempatkan di Dharmasraya. Arca Amoghapasa tersebut kemudian menjadi bukti persahabatan antara Kerajaan Singhasari dengan Kerajaan Melayu Kuno yang berpusat di Dharmasraya.
Adalah Verkerk Pistorius, orang pertama yang melaporkan keberadaan reruntuhan beberapa reruntuhan di daerah aliran Sungai Batanghari pada era 1860-an. Laporan tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh L.C. Westenek dengan mengadakan penelitian berupa survey dan pemetaan di daerah Padangroco tahun 1909. Ia berhasil mengidentifikasi sejumlah sisa reruntuhan bata yang diperkirakan merupakan reruntuhan bangunan. Hasil dari penelitian dan pemetaan tersebut kemudian dipublikasikan oleh Westenenk pada sebuah artikel yang berjudul “De Hindoe-Javanen in Midden en Zuid Sumatra”, dalam buku Handelingen van het Eerste Congress voor de Taal-, Land- en Vokenkunde van Java, dan diterbitkan pada tahun 1919. Dalam buku tersebut, Westenek menjelaskan bahwa sisa-sisa bangunan di daerah Padangroco berbentuk gundukan yang disebut dengan istilah ‘munggu’ oleh penduduk sekitar. Keberadaan situs-situs arkeologi di daerah hulu sungai Batanghari Kembali diberitakan oleh F.M. Schnitger buku karangannya yang berjudul The Archaeology of Hindoo Sumatra terbit pada tahun 1937.
Perhatian kembali terhadap kepurbakalaan di daerah hulu Sungai Batanghari baru diaktifkan kembali pada tahun 1991 oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (SPSP) (kini Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Sumatera Barat dan Riau dengan dilakukannya survei terhadap sejumlah situs di daerah tersebut. Setelah kegiatan awal tersebut, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslitarkenas) bersama dengan BPCB Provinsi Sumatera Barat dan Riau mulai intensif melakukan penelitian arkeologi berupa survei dan ekskavasi yang dilakukan pada tahun 1991, 1992, 1993, dan 1994. Ekskavasi yang pernah dilakukan selama empat kali tersebut baru dipusatkan di Situs Padangroco untuk menampak ungkapkan sisa-sisa tiga bangunan bata. Penelitian terakhir yang dilakukan Puslitarkenas adalah pada tahun 2003. Penelitian dilakukan untuk mengetahui keberadaan situs-situs purbakala di sepanjang DAS Batanghari baik melalui survei maupun ekskavasi yang dilakukan mulai dari hulu sampai ke hilir. Sasaran penelitian adalah untuk mengetahui gejala arkeologis yang ada di sepanjang daerah aliran Sungai Batanghari. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa di sepanjang DAS Batanghari (dari Situs Padangroco sampai Pulau Sawah) mengandung peninggalan berupa bangunan percandian, yang sampai saat ini di beberapa tempat masih berupa gundukan tanah atau yang oleh masyarakat disebut sebagai munggu. Secara umum beberapa bangunan candi tersebut terdapat di suatu tempat yang sekelilingnya di kelilingi oleh parit, baik parit alam maupun buatan.
HTMLText_5BCB1614_444A_A2F9_41C3_0784297C7919_mobile.html = The Bali House Puncak
Jl. Pangrango RT 02/RW 05
Raya Puncak KM. 86, Tugu Selatan, Cisarua, Bogor
Jawa Barat 16750
HTMLText_5BAF0818_444D_AEF4_4111_4C09055F3C80_mobile.html = Address
The Bali House Puncak
Jl. Pangrango RT 02/RW 05
Raya Puncak KM. 86, Tugu Selatan, Cisarua, Bogor
Jawa Barat 16750
Contacts
Mobile : 0838 7988 3885
houseofpuncak@gmail.com
Marketing Office
Three D Office | Suite A
World Capital Tower, Lt. 5
Jl. Dr. Ide Agung Gde Agung, Lot B
Kawasan Mega Kuningan
Jakarta 12950
HTMLText_ED9A6CAC_E28B_B663_41E7_0BD570465A86_mobile.html = Villa Ubud:
Luas tanah : 300m2
Luas bangunan skitar 350m2
2 lantai
Lantai bawah:
Living Room
Dining Room
Kamar mandi bilas
Kamar mandi tamu
Private Pool
Garasi untuk 2 mobil
Taman
Lantai 2:
Lounge
Kamar anak 1
Kamar anak 2
Bathrom (share kamar 1&2)
Master bedroom plus jacuzzi inside
Balkon dengan view 360°
Luas tanah : 300m2
Luas bangunan skitar 350m2
2 lantai
Lantai bawah:
Living Room
Dining Room
Kamar mandi bilas
Kamar mandi tamu
Private Pool
Garasi untuk 2 mobil
Taman
Lantai 2:
Lounge
Kamar anak 1
Kamar anak 2
Bathrom (share kamar 1&2)
Master bedroom plus jacuzzi inside
Balkon dengan view 360°
Dhamarsraya adalah nama salah satu kabupaten di Provinsi Sumatra Barat yang kaya dengan tinggalan arkeologi. Dharmasraya memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang, nama Dharmasraya pertama kali disebutkan dalam sebuah prasasti kuno yaitu Prasasti Amoghapasa yang berasal dari abad ke-13. Dharmasraya adalah gabungan dari dua suku kata yaitu ‘Dharma’ yang berarti hukum; kebiasaan; tata cara; tingkah laku yang ditentukan oleh adat istiadat sedangkan ‘Asraya’ berarti tempat segala sesuatu bergantu atau terletak; tempat perlindungan; dan pertolongan. Kedua suku kata tersebut menegaskan bahwa arti nama Dharmasraya adalah suatu daerah yang bergantung pada sistem tata hukum atau aturan-aturan.
Dharmasraya merupakan sebuah daerah yang dahulunya pernah menjadi pusat atau ibukota Kerajaan Melayu Kuno, tepatnya pada tahun 1286 M – 1347 M. Kerajaan Melayu Kuno merupakan salah satu kerajaan yang cukup masyhur di tanah Sumatra. Nama kerajaan Melayu Kuno pertama kali disebut dalam berita Cina yaitu kitab Sejarah Dinasti T’ang yang mengisahkan adanya utusan dari negeri Mo-lo-yeu pada 664-645 M serta I-Tsing dalam perjalanannya di Nusantara pada 672 M menyebutkan bahwa Ia tinggal selama enam bulan di Shih-li-fo-shih (Sriwijaya) dan dua bulan singgah di Mo-lo-yeu sebelum akhirnya melanjutkan perjalanannya ke India.
Nama Kerajaan Melayu Kuno kembali muncul dalam Prasasti Kota Kapur yang ditulis pada 686 M dan Prasasti Karang Berahi berasal dari abad ke-7 menyiratkan informasi bahwa Kerajaan Melayu Kuno pada abad tersebut menjadi wilayah dibawah kekuaasaan Kerajaan Sriwijaya. Bukti sejarah tersebut sejalan dengan catatan perjalanan I-Tsing pada 692 yang berupaya kembali ke Cina dari India melalui Nusantara. Dalam catatan perjalanannya, Ia menjelaskan bahwa Mo-lo-yeu telah menjadi bagian dari shih-li-fo-shih atau Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Melayu Kuno dan Sriwijaya merupakan dua kerajaan di Sumatra yang memiliki fase perkembangan yang berbeda. Secara kronologis, fase perkembangan Kerajaan Melayu Kuno dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu fase awal pada pertengahan abad ke-7 M, fase pendudukan oleh kerajaan Sriwijaya dari 680 M hingga pertengahan abad ke-11, dan fase akhir pada pertengahan abad ke-11 hingga menjelang akhir abad ke-14.
Kerajaan Melayu Kuno memiliki hubungan yang cukup erat dengan kerajaan di Jawa. Dua naskah terkenal dari Jawa yaitu naskah Negarakrtagama dan Pararaton mengisahkan pada 1275 M, Raja Kertanegara dari Singhasari mengirim utusan ke Sumatra yang kemudian dikenal dengan nama ekspedisi pamalayu. Ekspedisi tersebut bertujuan untuk menjalin kerjasama antara Singhasari dengan Melayu Kuno dalam rangka menghadapi invasi serangan tentara Mongol yang dipimpin oleh Khubilai Khan. Dalam ekspedisi tersebut, Kertanegara memberikan hadiah kepada penguasa Melayu Kuno kala itu yaitu Sri Wiswarupakumara berupa sebuah Arca Amoghapasa beserta 14 pengiringnya dan saptarana ditempatkan di Dharmasraya. Arca Amoghapasa tersebut kemudian menjadi bukti persahabatan antara Kerajaan Singhasari dengan Kerajaan Melayu Kuno yang berpusat di Dharmasraya.
Adalah Verkerk Pistorius, orang pertama yang melaporkan keberadaan reruntuhan beberapa reruntuhan di daerah aliran Sungai Batanghari pada era 1860-an. Laporan tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh L.C. Westenek dengan mengadakan penelitian berupa survey dan pemetaan di daerah Padangroco tahun 1909. Ia berhasil mengidentifikasi sejumlah sisa reruntuhan bata yang diperkirakan merupakan reruntuhan bangunan. Hasil dari penelitian dan pemetaan tersebut kemudian dipublikasikan oleh Westenenk pada sebuah artikel yang berjudul “De Hindoe-Javanen in Midden en Zuid Sumatra”, dalam buku Handelingen van het Eerste Congress voor de Taal-, Land- en Vokenkunde van Java, dan diterbitkan pada tahun 1919. Dalam buku tersebut, Westenek menjelaskan bahwa sisa-sisa bangunan di daerah Padangroco berbentuk gundukan yang disebut dengan istilah ‘munggu’ oleh penduduk sekitar. Keberadaan situs-situs arkeologi di daerah hulu sungai Batanghari Kembali diberitakan oleh F.M. Schnitger buku karangannya yang berjudul The Archaeology of Hindoo Sumatra terbit pada tahun 1937.
Perhatian kembali terhadap kepurbakalaan di daerah hulu Sungai Batanghari baru diaktifkan kembali pada tahun 1991 oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (SPSP) (kini Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Sumatera Barat dan Riau dengan dilakukannya survei terhadap sejumlah situs di daerah tersebut. Setelah kegiatan awal tersebut, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslitarkenas) bersama dengan BPCB Provinsi Sumatera Barat dan Riau mulai intensif melakukan penelitian arkeologi berupa survei dan ekskavasi yang dilakukan pada tahun 1991, 1992, 1993, dan 1994. Ekskavasi yang pernah dilakukan selama empat kali tersebut baru dipusatkan di Situs Padangroco untuk menampak ungkapkan sisa-sisa tiga bangunan bata. Penelitian terakhir yang dilakukan Puslitarkenas adalah pada tahun 2003. Penelitian dilakukan untuk mengetahui keberadaan situs-situs purbakala di sepanjang DAS Batanghari baik melalui survei maupun ekskavasi yang dilakukan mulai dari hulu sampai ke hilir. Sasaran penelitian adalah untuk mengetahui gejala arkeologis yang ada di sepanjang daerah aliran Sungai Batanghari. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa di sepanjang DAS Batanghari (dari Situs Padangroco sampai Pulau Sawah) mengandung peninggalan berupa bangunan percandian, yang sampai saat ini di beberapa tempat masih berupa gundukan tanah atau yang oleh masyarakat disebut sebagai munggu. Secara umum beberapa bangunan candi tersebut terdapat di suatu tempat yang sekelilingnya di kelilingi oleh parit, baik parit alam maupun buatan.
### Tab Panel
TabPanelPage_66C3D700_444F_A2D3_41C3_F0CBBB997CCA.label = HUBUNGI KAMI
TabPanelPage_66C3D700_444F_A2D3_41C3_F0CBBB997CCA_mobile.label = HUBUNGI KAMI
TabPanelPage_F3F8631D_E28D_525C_41D8_B2BFB177A1E5_mobile.label = INFORMASI
TabPanelPage_F3F8631D_E28D_525C_41D8_B2BFB177A1E5.label = INFORMASI
TabPanelPage_F3FE431E_E28D_525C_41D7_F532AC072693_mobile.label = LOKASI
TabPanelPage_F3FE431E_E28D_525C_41D7_F532AC072693.label = LOKASI
### Tooltip
Image_1341DE45_0752_7728_4177_80164854CD65_mobile.toolTip = GALERI
Image_1341DE45_0752_7728_4177_80164854CD65.toolTip = GALERI
IconButton_ECAD87A9_E297_5265_41C7_D755D42168DB_mobile.toolTip = Gyroscope Khusus Seluler
IconButton_ECAD87A9_E297_5265_41C7_D755D42168DB.toolTip = Gyroscope Khusus Seluler
IconButton_ECADA7A9_E297_5265_41EA_39DB0E42241C_mobile.toolTip = Layar Penuh
IconButton_ECADA7A9_E297_5265_41EA_39DB0E42241C.toolTip = Layar Penuh
IconButton_ECA3D793_E297_5224_41D2_FF1A797857DA_mobile.toolTip = Mode VR Khusus Seluler
IconButton_ECA3D793_E297_5224_41D2_FF1A797857DA.toolTip = Mode VR Khusus Seluler
IconButton_ECAD97A9_E297_5265_41E8_A346A13B6AEB.toolTip = Mute/Unmute
IconButton_ECAD97A9_E297_5265_41E8_A346A13B6AEB_mobile.toolTip = Mute/Unmute
Image_13C20753_0753_D528_4195_06804417301A.toolTip = SETTING
Image_13C20753_0753_D528_4195_06804417301A_mobile.toolTip = SETTING
IconButton_ECAA57AA_E297_5267_41CA_BE3E9FD2E439.toolTip = Tampilkan/Sembunyikan Hotspot
IconButton_ECAA57AA_E297_5267_41CA_BE3E9FD2E439_mobile.toolTip = Tampilkan/Sembunyikan Hotspot
## Tour
### Description
### Title
tour.name = The Bali House Villa Ubud
## VR Menu
### Text
MenuItem_3B9CD2EE_29A6_64EC_41C3_C98BD0FCC446.label = 2nd Floor
MenuItem_3B9D22EE_29A6_64EC_41B1_23FACC505A5C.label = Bathroom , Swimming Pool
MenuItem_3B9C52EE_29A6_64EC_41BC_689BDAD6F3FC.label = Bathroom 1st Floor
MenuItem_3BA3C2EF_29A6_64EC_4159_33451E807994.label = Bathroom 2nd Floor
MenuItem_3BA3E2EF_29A6_64EC_41A8_F4A8F94187BD.label = Bathroom, Main Bedroom
MenuItem_3B9D12EE_29A6_64EC_41B0_B50A49D501CB.label = Bedroom 1
MenuItem_3B9C42EE_29A6_64EC_41C2_BD76165BAFB1.label = Bedroom 2
MenuItem_3B9C92EE_29A6_64EC_41C3_3828C6775A91.label = Family Room 2nd Floor
MenuItem_3B9C22EE_29A6_64EC_4193_9272FFCAC329.label = Family Room View 1
MenuItem_3B9CC2EE_29A6_64EC_41AB_8B12EE159B5C.label = Family Room View 2
MenuItem_3B9CB2EE_29A6_64EC_4183_DE86F84633F5.label = Garage View
MenuItem_3B9C32EE_29A6_64EC_419F_D6007A1D2390.label = Kitchen Area
MenuItem_3B9CE2EE_29A6_64EC_41BF_2B1AC17E2BC9.label = Main Bedroom 2nd Floor View 1
MenuItem_3B9D32EE_29A6_64EC_41C3_57579F13460F.label = Main Bedroom 2nd Floor View 2
Menu_2717E224_2966_279C_41A8_39F005BB10F3.label = Media
MenuItem_3B9C02EE_29A6_64EC_41C0_310F7F08CEFA.label = Stair View 1
MenuItem_3B9C62EE_29A6_64EC_41BF_D917852A50F6.label = Street View
MenuItem_3BA3D2EF_29A6_64EC_4197_C2B38D18D15A.label = Swimming Pool Video 360
MenuItem_3B9CF2EE_29A6_64EC_41B0_5727190CDB9E.label = Swimming Pool View 1
MenuItem_3B9D02EE_29A6_64EC_41A5_15E4CF56FE65.label = Swimming Pool View 2
MenuItem_3B9C72EE_29A6_64EC_4182_DB063A388926.label = Terrace 2nd Floor
MenuItem_3B9C82EE_29A6_64EC_41B1_B33D50478ABB.label = Terrace 2nd Floor
MenuItem_3B9C12EE_29A6_64EC_41A3_05D06D944391.label = The Bali House Puncak Aerial View